Hai, kawan-kawan di seantero dunia...
Di sini mendung masih bergelayut di angkasa, mungkin beberapa jam lagi hujan turun. Para petani yang sedang panen jagung akan dibuat susah sebab, jagungnya tak kering-kering. Pedagang-pedagang kaki lima juga harus punya tenaga ekstra. Tak terkecuali saya dan faza (buka nama sebenarnya).
Di sini mendung masih bergelayut di angkasa, mungkin beberapa jam lagi hujan turun. Para petani yang sedang panen jagung akan dibuat susah sebab, jagungnya tak kering-kering. Pedagang-pedagang kaki lima juga harus punya tenaga ekstra. Tak terkecuali saya dan faza (buka nama sebenarnya).
"Why?"
Karena, kami sedang dalam proyek nekat (baca: memberanikan diri) dalam rangka menafkahi otak. Kami sedang berada dalam misi pembuatan novel duet. Potongan-potongan proses pembuatannya akan saya ceritakan pada kalian. Saya akan mengusahakan untuk membocorkan isi tiap babnya, alias gambaran umum yang kami buat acuan cerita.
Minggu ini adalah minggu pertama pertemuan sperma dan sel telur karena, minggu ini kami akan membuat cerita awalnya. Sebenarnya ini cerita klasik sih tapi, kami akan mengusahakan cerita yang berhasil dituliskan menjadi tidak klasik ketika dibaca nantinya.
Minggu ini kami akan menceritakan 2 tokoh, satu cowok dan satu cewek yang sedang mengincar beasiswa penuh untuk masuk ke perguruan tinggi. Aku akan menceritakan kisah si cewek yang berasal dari keluarga fanatik, tidak berpunya, sangat baik moralnya, dan tinggal di desa. But, cewek ini sudah lelah hidup susah. Dia ingin kehidupan yang lebih baik. Berencana mendapatkan beasiswa untuk masuk fakultas yang diincarnya. Lalu menggaet cowok keren buat numpang hidup senang. Faza akan menceritakan si cowok yang berasal dari kalangan menengah yang juga mengingingkan beasiswa penuh. Kelak dia bakal masuk di fakultas tehnik yang kekurangan cewek.
Yups,..di masa depan nanti mereka bakalan menjalin kasih, tapi tak semudah itu, tak secepat itu. Di awal bab ini mereka akan dihadapkan pada dunia baru. Beban menjadi mahasiswa berbeasiswa yang selama ini tidak mereka bayangkan. Teman-teman baru yang beraneka ragam. Teman-teman hedon. Teman-teman taat organisasi. Teman-teman yang kelewat islami. Teman-teman kutu buku. Begitu pun teman-teman yang suka TA (Titip Absen). Jauh dari orang tua, pada siapa mereka akan menambatkan pegangan baru?
Hingar bingar kota menarik-narik untuk memasuki kamar-kamar karaoke, club, cafe, dan pusat-pusat perbelanjaan. Tugas-tugas dosen yang memaksakan beraneka bacaan dan buku-buku yang hanya ada di luar kota. Keradikalan anak-anak organisasi yang menarik-narik patriotisme membubarkan rapat DPR yang penuh bulshit lewat sepanduk dan teriakan. Akhi dan Ukhti yang tak lelah mengajak berhijrah. Identitas baaimana yang akan melekat padanya nanti. Kini dia mulai dianggap dewasa. Kata remaja tidak untuknya lagi. Jadi seperti apa jadinya dua tokoh ini?
Kami akan menuliskannya seapik mungkin, sebisa kami. Kalian silahkan membayangkan. Hehehe
Bye... sampai jumpa di minggu depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar